Rencana pengembangan Panas Bumi GDE untuk listrik (pemanfaatan tidak langsung) dan non-listrik (pemanfaatan langsung) dapat dirangkum sebagai berikut:
Pengembangan Lapangan Dieng
Meskipun Dieng baru memiliki 1 unit PLTP yang beroperasi sebesar 60 MWe, sebenarnya Lapangan Dieng diperkirakan memiliki sumberdaya yang cukup untuk pengembangan secara bertahap sebanyak 8 unit PLTP sebesar 400 MWe. GDE akan secepatnya melakukan persiapan untuk pengembangan PLTP Dieng Unit-2 dan Unit-3.Lebih lanjut, selaras dengan semangat optimalisasi sumber daya panas bumi, GDE akan mengembangkan PLTP Binary sebagai komplimenter dari PLTP eksisting dengan memanfaatkan energi panas dari brine hasil produksi. Selain itu, GDE mempersiapkan pengembangan PLTP skala kecil dengan memanfaatkan sumur-sumur idle, sumur berproduksi rendah maupun excess steam.
Pengembangan Lapangan Patuha
Seperti halnya Lapangan Dieng, Lapangan Patuha memiliki potensi sumberdaya total tidak kurang dari 400 MWe. Untuk itu, telah direncanakan pengembangan secara bertahap sebanyak 7 (tujuh) unit PLTP baru untuk melengkapi PLTP unit-1 eksisting yang saat ini telah mempunyai kapasitas terpasang sebesar 60 MWe.
Pengembangan Area Prospek Candradimuka
Area Candradimuka merupakan salah satu area prospek yang berada di dalam WKP Dieng selain Lapangan Dieng dan Area Prospek Mangunan-Wanayasa. Area Prospek Candradimuka ini berada di luar dan sebelah barat dari Energy Sales Contract Area Lapangan Dieng.Pengembangan Area Prospek Candradimuka telah dimulai
sejak Desember 2016 dengan diawali oleh pelaksanaan survei rinci geologi, geokimia dan geofisika (3G) dan ditargetkan untuk dapat mencapai COD (commercial operation date pada tahun 2023. Potensi sumberdaya panas bumi Area Prospek Candradimuka ini diperkirakan sebesar 54.5 MWe (P50) dan memiliki reservoir terpisah dengan reservoir Dieng. Dengan sumberdaya sebesar 54.5 MWe tersebut, GDE mempunyai rencana pengembangan sebesar 45 MWe, yakni PLTP utama condensing sebesar 2 x 20 MWe dan PLTP binary 5 MWe.
Lebih lanjut, Pemerintah memposisikan proyek pengembangan Area Prospek Candradimuka sebagai pilot project penggunaan PISP (Pendanaan Infrastruktur Sektor Panas Bumi) yang dikelola oleh PT SMI untuk pendanaan tahap eksplorasi, dimana PISP merupakan salah satu solusi Pemerintah dalam percepatan pengembangan panas bumi di Indonesia.
Seperti halnya Area Prospek Candradimuka, Area Prospek Mangunan-Wanayasa merupakan salah satu Area Prospek yang berada di WKP Dieng (Jawa Tengah). Area Prospek Mangunan-Wanayasa terletak di sebelah barat dari Area Prospek Candradimuka.Berdasarkan studi sebelumnya oleh Asian Development Bank (ADB) pada tahun 2014, Area Prospek Mangunan-Wanayasa diperkirakan memiliki sumberdaya entalpi menengah. Meskipun tidak memiliki sumberdaya panas bumi entalpi tinggi (seperti halnya Lapangan Dieng dan Area Prospek Candradimuka), namun di masa mendatang pengembangan Area Prospek Mangunan-Wanayasa diperkirakan akan menarik/atraktif seiring dengan adanya komitmen Pemerintah melalui tarif khusus untuk entalpi menengah serta teknologi pengembangan entalpi menengah yang semakin mature.
Mempertimbangkan kematangan aplikasi teknologi pengembangan sumberdaya panas bumi entalpi menengah di masa mendatang serta komitmen Pemerintah dalam pengembangan sumberdaya panas bumi entalpi menengah tersebut, GDE mencoba melihat peluang untuk mengembangkan sumber daya panas bumi di bagian utara Patuha. Patuha Utara ini diperkirakan masih sebagai outflow dari Lapangan Patuha. Di Patuha bagian Utara terdapat mata air panas dengan temperatur 41-70oC di Patuha Utara dan thermal gradient sebesar 14oC/100m dari sumur Temperatur Core Hole (TCH-15).
Silika amorf (SiO2) merupakan mineral ikutan dari produksi PLTP (Pusat Listrik Tenaga Panasbumi) yang tersedia dalam jumlah masif di Lapangan Panas Bumi Dieng. Deposisi Silika (Silica scaling) di wellbore dan di dalam fasilitas produksi menjadi salah satu kendala utama aktivitas produksi di Lapangan Dieng. Material deposisi Silika, baik yang telah terendapkan maupun yang dikeruk secara manual, berbentuk sludge dan hingga kini belum dimanfaatkan serta masih ditampung di TPA (Tempat Penampungan Akhir) yang berpotensi mengakibatkan terjadinya degradasi lingkungan.Selaras dengan hal tersebut, GDE bekerjasama dengan Pusat Penelitian Geoteknologi – LIPI menghasilkan produk paving block dengan memanfaatkan sludge dari deposisi Silika sebagai bahan baku alternatif sekaligus dapati mengurangi terjadinya degradasi lingkungan akibat ketersediaan sludge deposisi Silika dalam jumlah yang berlebihan di Lapangan Dieng. Kegiatan ini diharapkan dapat terus digunakan untuk pemberdayaan masyarakat melalui program community development dan meningkatkan kinerja pengelolaan lingkungan.
Selain pemanfaatan mineral ikutan, ke depannya, GDE merencanakan pemanfaatan langsung menggunakan brine hasil produksi dan kelebihan uap untuk memberikan nilai tambah bagi pemrosesan komoditas lokal yang berada di Lapangan Dieng (kentang, sayuran dan carica) dan Lapangan Patuha (Teh) serta berbagai aplikasi pemanfaatan langsung lainnya.