ID
Berita Event 21 Mei 2018

Peringatan 110 Tahun Harkitnas Secara Serentak di lingkungan GeoDipa

Pada sekitar pukul Sembilan pagi, PT Geo Dipa Energi menyelenggarakan Upacara Peringatan 110 Tahun Hari Kebangkitan Nasional di tiga tempat secara serentak, Kantor Pusat, Kantor Unit Dieng dan Kantor Unit Patuha (21/5).  Peringatan tahun ini mengusung tema “Pembangunan Sumber Daya Manusia Memperkuat Pondasi Kebangkitan Nasional Indonesia Dalam Era Digital.”  Mengenai Digitalisasi di berbagai bidang telah menjadi topik membuka jendela peluang, namun dapat menjadi ancaman pula jika  hanya pasif sebagai pengguna.  Akan jadi berkah apabila bangsa ini bisa menaklukkan dunia usaha dengan ikut menjadi pemain yang menetukan langkah ekonomi berbasis digital dunia.
Direktur Keuangan, GeoDipa, Ikbal Nur bertindak sebagai Inspektur Upacara di Kantor Pusat, sementara itu General Manager di unit Dieng dan Direktur Operasi di unit Patuha melakukan hal serupa.   Setiap Inspektur Upacara diberikan tugas untuk membacakan Sambutan Menteri Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia menyampaikan akan pentingnya persatuan dan kesatuan Bangsa melalui teknologi digital.  “Sesuai nawacita Presiden RI” dalam meningkatkan kualitas hidup, yaitu dengan peningkatan pendidikan dan pelatihan SDM, membangun semangat masyarakat bersatu tanpa membedakan suku, agama, golongan dan ras.  Maka dengan peningkatan mutu pendidikan, sudah dapat dipastikan bahwa hasilnya akan menjadikan masyarakat Indonesia yang siap bersaing di era digital nantinya.
Begitu pula dalam menjaga ketahanan energi nasional khususnya dengan panas bumi sebagai salah satu energi terbarukan.  Para pengembang dan regulator harus mampu mensosialisasikan perbedaan berita-berita hoax dengan lebih pintar dalam mengedukasi masyarakat luas, khususnya mengenai membangun ekonomi dengan energi panas bumi.
Pengembangan energi panas bumi kerap menjadi salah satu isu di daerah penghasilnya karena tidak seperti energi batubara yang harganya mengikuti pasar serta cepat dirasakan hasilnya.  Hal ini semakin di perparah lagi dengan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai manfaat panas bumi sebagai pembangkit listrik yang bersih lingkungan dan manfaatnya baru dirasakan jangka panjang.  Masyarakat yang awam terhadap ilmu pengetahuan kebumian masih khawatir dengan adanya pengeboran dan pembangkit listrik uap, malahan telah terbentuk opini negatip sedemikian rupa, sehingga muncul opini masyarakat bahwa pembangkit panas bumi berbahaya terhadap ekosistem alam.
Hal seperti inilah yang menjadi salah satu pekerjaan rumah besar bagi para pengembang dan regulator dalam mensosialisasikan pengetahuan kepada masyarakat luas agar cepat mereka lebih baik mengerti tentang manfaat energi bersih ini terhadap pembangunan ekonomi jangka panjang di lingkungannya.  Apabila masyarakat sudah paham betul esensi energi panas bumi maka percepatan pengembangan energi panas bumi akan dapat mempercepat pencapaian target bauran energi terbarukan (EBT) sebesar 23% di tahun 2025 mendatang. (Agd).
1 2 4